X

5 Makanan Khas Malta Rasanya Menggoda Lidah

GBNSCHOOL – Ketika memiliki kesempatan untuk singgah di Maltese Island, kurang afdol rasanya bila tidak mencicipi makanan khas Malta. Negara yang kental akan perpaduan unsur budaya Timur Tengah dan Eropa tersebut memiliki banyak kuliner unik yang wajib dicoba.

5 Makanan Khas Malta Rasanya Menggoda Lidah :

Torta Tal-Lampuki

Torta Tal-Lampuki

Tidak perlu heran jika nama-nama kuliner tradisional Malta terasa agak sulit untuk diucapkan. Percampuran kultur turut menjadi salah satu penyebabnya. Menu khas pertama yang direkomendasikan untuk Anda cicipi adalah Torta Tal-Lampuki. Ini adalah menu pai dengan bahan utama ikan Lampuki—ikan favorit masyarakat Malta. Cita rasanya setelah diolah amat lezat.

Uniknya, di Malta, tidak ada resep pasti pengolahan Torta Tal-Lampuki ini. Sebab, resepnya sendiri diwariskan secara turun temurun di keluarga. Jadi, hasil olahan akhirnya berbeda-beda tergantung siapa yang mengolahnya. Namun, kalau Anda mampir di Marsaxlokk, ada restoran sederhana bernama Ix-Xlukkajr, yang menjualnya secara fresh dan rasanya juga sangat lezat.

Pastizzi

Pastizzi

Di kalangan turis, makanan khas Malta yang satu ini merupakan yang paling populer. Sekilas pandang, penganan yang masuk kategori camilan ini mirip croissant. Isiannya ada dua varian, yaitu kacang polong asin atau ricotta asin. Dominasi rasa gurih dan krispi akan langsung terasa ketika pertama kali menggigit Pastizzi.

Jika ingin menikmati Pastizzi paling nikmat di seantero Malta, Anda bisa mampir ke Tas-Serkin atau Crystal Palace yang berada di Kota Rabat. Selain cita rasa yang otentik, toko tersebut buka selama 24 jam, jadi kapan saja menginginkannya bisa langsung membeli. Pastizzi paling nikmat bila disantap bersama dengan minuman klasik Kinnie.

Gaghaq tal-ghasel

Gaghaq tal-ghasel

Kalau Anda kesulitan melafalkan dessert atau makanan penutup khas Malta yang satu ini, sebutlah dengan cincin madu. Sebab, bentuknya memang menyerupai cincin. Meski demikian, penganan ini justru tidak mengandung madu. Komposisinya terdiri dari rempah-rempah, vanili, lemon, selai, gula, dan jeruk. Embel-embel madu untuk mendeskripsikan cita rasa manis yang mendominasi.

Makanan penutup ini sebenarnya sangat mudah didapatkan di berbagai sudut Malta. Terutama saat musim karnaval dan perayaan Natal tiba. Meski begitu, lokasi terbaik untuk berburu kuliner ini adalah di Kafe Cordina, Valetta. Apalagi jika menyantapnya ditemani secangkir teh hangat atau bisa juga dengan anggur bundar tradisional Malta.

Timpana

Timpana

Makanan khas Malta selanjutnya adalah Timpana. Sekilas pandang, bisa jadi Anda mengiranya sebagai macaroni schotelpenganan khas Belanda yang dipanggang. Hal itu didasari dari bahan utamanya yang sama, yakni macaroni. Dari segi rasa pun kurang lebih mirip, gurih. Bedanya, macaroni schotel cenderung bertekstur basah, sedangkan Timpana sangat kering.

Komposisinya terdiri dari macaroni, tomat, daging cincang, telur, dan keju. Semua bahan dicampurkan untuk kemudian dibungkus puff pastry. Adonan dipanggang hingga berwarna cokelat keemasan. Menu ini umumnya dinikmati ketika Natal tiba, sebagai makanan pembuka sebelum mengonsumsi kalkun. Namun, di luar waktu Natal juga banyak yang menjualnya di toko-toko kue.

Fenkata

Fenkata

Hidangan ini merupakan alternatif bagi Anda yang ingin mencicipi olahan daging rendah kolesterol. Fenkata atau sup kelinci ini merupakan menu tradisional Malta yang sudah ada sejak abad ke-18. Meski demikian, akibat sempat menurunnya populasi kelinci di negara tersebut, olahan ini sempat dilarang. Ketika era modern tiba, Fenkata kembali diizinkan dikonsumsi.

Daging kelinci diolah bersama dengan rempah-rempah khas Malta serta anggur tradisional, kemudian ditambahkan dengan kentang dan kacang polong. Fenkata dengan cita rasa paling otentik ada di Kota Mgarr, tepatnya di United Bar. Dihidangkan dalam sebuah mangkuk besar, seporsi Fenkata bisa dinikmati oleh 2-3 orang sekaligus.

Jadi, mana makanan khas Malta yang membuat Anda tertarik? Jangan sampai lupa untuk mencicipinya ketika singgah ke kota budaya tersebut ya. Benar-benar aneka kuliner tradisional yang unik. Perlu diingat juga bahwa warga Malta tidak menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Sehingga, jangan terkejut bila tidak menemukan nasi di berbagai restoran Malta.

gbnsch777: