Kabupaten Cianjur Terancam Krisis Tenaga Pengajar

GBNSCHOOL – Kabupaten Cianjur terancam krisis tenaga guru berstatus ASN. Pasalnya membutuhkan sekitar 10 tahun agar seluruh tenaga guru honorer diangkat menjadi ASN, setiap tahunnya ada ratusan PNS guru masuk masa pensiunya.

 Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Ruhli mengatakan jumlah guru SD saat ini mencapai 11.510 orang dengan ASN sebanyak 4.350 dan selebihnya guru honorer. Sedangkan tingkatan SMP, tercatat ada 4.865 orang guru dengan ASN sebanyak 2.357 dan sisanya ialah tenaga honorer.

Cianjur memang krisis guru, idealnya untuk SD ada 13.500 dan guru  SMP sebanyak 5.250. Yang sekarang mengisi pun hanya sekitar 40 persen yang berstatusnya ASN, baik PNS ataupun PPPK.

Kondisi tersebut diperburuk dengan banyaknya guru yang pensiun setiap tahunnya. Catatan pada 2023 sebanyak 400 orang guru yang pensiun. Di tahun depan diperkirakan ada 600 guru yang pensiun.

Pada tahun 2022 lebih banyak lagi ada sekitar 700 guru yang pensiun. Jadi hanya banyak isi tenaga honorer, tetapi ASN banyak yang memasuki masa pensiun. Di selatan ada yang satu sekolah itu hanya diisi oleh satu guru PNS, hanya kepala sekolah, selebihnya hanya guru honerer.

Jumlah guru SD dan SMP di Cianjur sekitar 8.000 orang sedangkan kebutuhan mencapai 14.000 setiap orang guru setiap tahunnya, namun jumlah guru PNS terus berkurang karena setiap tahunnya banyak mengalamin pensiun

Untuk menutaskan penangkatan hingga seluruh guru berstatus ASN perlu 10 tahun. Target dalam beberapa tahun tidak ada lagi guru honorer sangat tidak di mungkinkan. Dengan kouta 700 orang guru yang di angkat jadi PPPK per tahun, butuh sekitar 10 tahun baru tidak ada lagi guru honorer. Pemerintah pusat menambahkan kuota hingga ribuan orang pertahunya. Mungkin akan secepatnya seluruh guru di Cianjur berstatus ASN hingga tidak terjadi krisis guru yang mengajar.

Kekurangan guru berstatus PNS yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terhakir dan diperparah dengan tidak adanya pengangkatan dari PNS di bidang pendidikan yang baru.

Namun pada tahun 2021-2022 kekurangan guru mulai dari terisi dengan pengangkatan guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK).

Yang memiliki sebanyak 3.143 orang dan ditambahkan 743 orang di tahun 2024 karena sudah banyak yang lolos seleksi namun kuota tahun 2023 sudah habis.

Dan tahun depan akan di tambahkannya sebanyak 743 orang karena kuota tahun ini sudah habis sehingga mereka baru mendapatkan SK di tahun depan. Meski jumlahnya sudah mencapai 3.886 orang, namun masih kekurangan di angka 6.000 orang karena banyaknya guru yang pensiun.

Meski dari begitu, kebutuhan tenaga pengajar di Kabupaten Cianjur masih banyak belum terpenuhi. Sehingga pihaknya berharap akan mengadakan tahun depan dan mengadakan pengangkatan guru PPPK.

Ketua PGRI Cianjur Sukirman, mengatakan krisis guru yang berstatus ASN yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir yang terbantu dengan program P3K. Selama ini, satu sekolah baik dari SD dan SMP di wilayah selatan hanya memiliki dua sampai tiga orang guru ASN sedangkan sisanya tenaga honorer.

untuk mengatasi krisis guru di Cianjur butuh waktu selama 10 tahun yang mendatang dengan catatan setiap tahunnya pemerintahan mengangkat 700 orang guru menjadi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Sebagian besar tenaga honorer yang mengisi kekosongan guru di setiap sekolah di cianjur kami berharap ada penambahan kuota untuk ASN guru, baik dari pengangkatan menjadi PNS ataupun P3K.

Guru honorer berharap tahun depan ada lagi pengangkatan guru PPPK agar krisis guru di Cianjur dapat teratasi, sehingga ribuan guru honorer yang sudah bekerja selama belasan tahun mendapatkan kepastian dan tunjangan yang jelas.