Fakta Tentang Bahasa Jawa | Pengertian,Sejarah Dan Kosa-kata

Bahasa Jawa

Pengertian:

Bahasa Jawa (Basa Jawa, Hanacaraka: , Pegon: اسا اوا) adalah bahasa Austronesia yang di tuturkan terutama oleh orang Jawa di bagian tengah dan timur pulau Jawa. Juga dituturkan oleh di aspora Jawa di bagian lain Indonesia, seperti Sumatera dan Kalimantan. dan di luar Indonesia, seperti di Suriname, Belanda dan Malaysia. Jumlah total penutur diperkirakan sekitar 75,5 juta pada tahun 2006. Sebagai bahasa Austronesia dari
subkelompok Melayu-Polinesia, juga berkerabat dekat dengan bahasa Melayu, Sunda, Bali dan banyak bahasa lainnya di Indonesia. meskipun para sarjana masih memperdebatkan posisinya yang tepat dalam keluarga Melayu-Polinesia.Selain bahasa Indonesia, bahasa Jawa adalah bahasa resmi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Terbentuknya Sejarah Pendidikan di Indonesia

Sejarah:

Secara umum perkembangan di bedakan menjadi dua fase kebahasaan yang berbeda, yaitu

  1. Jawa Kuno
  2. Jawa Baru.

Jawa Kuno

Bentuk tertulis tertua dari bahasa Jawa Kuno, prasasti Sukabumi, berasal dari tahun 804 M  Dari abad ke-9 hingga abad ke-15, varian ini tersebar luas di pulau Jawa. Bahas Jawa kuno biasanya di tulis dalam bentuk syair dengan syair. Ragam ini juga kadang disebut dengan istilah Kawi “bahasa sastra”.

Meskipun istilah ini juga mengacu pada unsur-unsur kuno dalam ragam aksara Jawa Baru.Sistem penulisan yang digunakan untuk menulis. Jawa Kuno merupakan adaptasi dari aksara Pallawa India. Hampir 50 dari seluruh kosakata dalam aksara Jawa Kuna berakar dari bahasa Sansekerta, meskipun Jawa Kuna juga meminjam kata-kata dari bahasa lain di Nusantara.

Pada awal abad ke-20 kadang-kadang disebut sebagai “bahasa Jawa Tengah”. Meskipun varietas Jawa Kuno dan Jawa Tengah tidak banyak digunakan di Jawa setelah abad ke-15, namun masih banyak digunakan untuk ritual keagamaan di Bali.

Jawa Baru

Bahasa Jawa baru menjadi varian sastra yang paling penting dari bahasa Jawa dari abad ke-16, dengan perubahan bahasa ini bertepatan dengan munculnya pengaruh Islam.

Keragaman baku jawa baru pada awalnya didasarkan pada keragaman bahasa di pantai utara Jawa, di mana orang-orang pada waktu itu telah masuk Islam.

Banyak karya yang ditulis dalam berbagai bahasa ini bernuansa Islami. Dan beberapa di antaranya adalah terjemahan dari bahasa Melayu.

Jawa baru juga mengadopsi huruf Arab dandia menyesuaikannya dengan jenis huruf pegon. Kebangkitan Mataram menyebabkan ragam baku aksara Jawa bergeser dari daerah pesisir ke pedalaman. Jenis tulisan ini kemudian di lestarikan oleh para penulis Surakarta dan Yogyakarta. dan menjadi dasar ragam baku bahasa Jawa saat ini.

Perkembangan bahasa lain yang terkait dengan kebangkitan Mataram pada abad ke-17 adalah perbedaan antara tingkat bahasa Ngoko dan Krama. Perbedaan tingkat bahasa ini tidak dikenali dalam bahasa Kuno.

Buku-buku yang dicetak muncul pada tahun 1830-an, awalnya dalam aksara Jawa, meskipun kemudian abjad Latin juga digunakan.

Bahasa Jawa telah digunakan dalam novel, cerpen, dan puisi bebas. Saat ini, digunakan dalam berbagai media, mulai dari buku hingga acara televisi. Ragam bahasa Jawa Baru yang digunakan dari abad ke-20 hingga sekarang kadang-kadang disebut sebagai “Jawa modern”.

Baca Juga:  Pendidikan Orang Dewasa

Kosa-kata:

Bahasa Jawa memiliki tingkat penggunaan 3.  bahasa Jawa Ngoko digunakan oleh seseorang untuk seseorang yang seumuran atau sudah di ketahui usianya, sedangkan bahasa Jawa Krama adalah bahasa Jawa halus yang biasa digunakan saat berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua.

No Bahasa Indonesia Bahasa Jawa Ngoko Bahasa Krama Inggil
1 Saya Kulo Dalem
2 Kamu Kowe Panjenengan
3 Kami Awakedhewe Kito
4 Dia Deweke Piyambakipun
5 Ini Iki Meniko
6 Itu Kui Niku
7 Apa Opo Menopo
8 Kapan Kapan Kapan
9 Dimana Ngendhi Wonten Pundhi
10 Yang Mana Singendhi Ingkangpundhi
11 Siapa Sopo Sinten
12 Mengapa Ngopo Kadhosmenopo
13 Bagaimana Piye Kadhospundi
14 Ya Yoh Inggih/Injih
15 Tidak Ora Mboten
16 Barangkali Menowo Menawi
17 Satu Siji Setunggal
18 Dua Loro Kalih
19 Tiga Telu Tigo
20 Empat Papat Sekawan
21 Lima Limo Gangsal
22 Sepuluh Sedasa Sedoso
23 Seratus Satus Setunggalatus
24 Seribu Sewu Setunggalewu
25 Orang Uwong Tiyang/Piyantun
26 Laki-Laki Lanang Kakong
27 Perempuan Wedhok/Wadhon Estri
28 Ayah Rama Romo
29 Ibu Ibu Ibu
30 Anak Lare/Putra Putro
31 Nama Jeneng/Asma Asmo
32 Uang Duwit Artho
33 Kamar Kecil (Kamar) Mburi (Kamar) Wingking
34 Air Banyu Toya
35 Jalan Dalan Mergi
36 Kira-Kira Kiro-Kiro Kinten-Kinten
37 Semua Kabeh Sedanten/Sedaya
38 Kalau/Jika Menowo Menawi
39 Lebih Luwih Langkung
40 Sangat/Sekali Banget Sanget
41 Dari Seko Saking
42 Ke Dateng Dateng
43 Sekarang Saiki Sakmeniko
44 Baru Anyar Enggal
45 Tua Tuwo Sepuh
46 Panjang Dowo Panjang
47 Pendek Cendek Cendak
48 Murah Merah Mirah
49 Mahal Larang Awis
50 Panas Benther Benther
51 Dingin Adem Asrep
52 Kemarin Wingi Kolowingi
53 Hari Ini Saiki Sakmeniko
54 Besok Sesuk Mbenjang
55 Atas Nduwur Nginggil
56 Bawah Ngisor Ngandhap
57 Lapar Ngelih Luwe
58 Bahagia Seneng Rahayu
59 Sakit Lara Gerah
60 Maaf Ngapunten Ngapura/Ngapuro
61 Pagi Esuk Enjing-Injing
62 Siang Awan Siang
63 Malam Bengi Dalu/Ndalu
64 Apa Kabar Piyekabare Pripun/Kadospundi
65
Berapa
Piro
Pinten
66 Silahkan Monggo Monggopunaturi
67 Terima Kasih Muwun Maturnuwun
68 Selamat Jalan Segeng Tindak Sugeng Tindak
69 Belum Durung Dereng
70 Karena Sebabe/Mergo Amargi
71 Tetapi Mergane Amargi
72 Disini Nangkene Wontenmriki
73 Baik Apik Sae
74 Jelek Elek Kirangsae
75 Betul Bener Leres
76 Cantik/Indah Apik Endah
77 Besar Gedhe Ageng
78 Kecil Cilik Alit
79 Banyak Akeh Kathah
80 Sedikit Sithik Sakedhik
81 Sama Podho Sami
82 Bisa Iso Saget
83 Punya Duwe Kagungan
84 Ada Ana Wonten
85 Mau Gelem Kersa
86 Jangan Ojo Ampun
87 Pergi Lungo Tindhak
88 Datang Teko Rawuh
89 Berjalan  Mlaku  Mlampah
90 Bicara Omong Ngendika/Ngendiko
91 Bilang Ngomong Dawuh
92 Lihat Ndelok Mrisani
93 Mengerti Ngerti Ngertos
94 Makan Mangan Dahar/Nedo
95 Minum Ngombe Ngunjuk
96 Dengar Krungu Miereng
97 Tahu Ngerti Ngertos
98 Kasi Wenehi Paringi
99 Suka Seneng Remen
100 Cinta Seneng Tresna/Tresno
101 Pikir Pikir Penggalih
102 Membuat Nggawe Nadamel/Damel
103 Duduk Lungguh Lenggah/Pinarak
104 Potong Tugel Potong
105 Beli Tuku Tumbas
106 Berhenti Mangdheg Kendhel
107 Jauh Adoh Tebeh
108 Dekat Cedak Cerak
109 Kanan Tengen Tengen
110 Kiri Kiwo Kiwo

Baca Juga:  Pendidikan Orang Dewasa

Fakta-Fakta:

1. Bahasa Jawa memiliki banyak penutur

Seperti disebutkan di atas, bahasa Jawa adalah yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pada umumnya di tutur kan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Jawa Tengah, Yogyakart.

Jawa Timur dan sebagian penduduk wilayah Banten serta penduduk daerah pesisir utara.

Seperti Karawang, Cirebon, Indramayu dan Subang.

Selain di nusantara di gunakan oleh orang-orang di suriname dan juga di aruba, curacao dan kaledonia Baru.

Meski jumlah penuturnya tidak sebanyak di Suriname mayoritas penduduknya juga orang Jawa.

Baca Juga: 20 Makanan Terenak di Indonesia Paling Lezat Nyesel Kalo Gak Nyobain!

2. Memiliki dialek atau aksen yang berbeda

Seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa juga memiliki aksen yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya.Aksen masyarakat yang tinggal di pesisir utara tentu berbeda dengan penutur dari daerah Solo dan Yogyakarta yang dikenal ramah.

3. Terbagi menjadi beberapa lapisan

Dalam masyarakat Jawa terdapat perbedaan cara penggunaan bahasa Jawa dan pilihan ini memiliki tingkatan yang berbeda-beda (dari tingkat bahasa kasar sampai tingkat bahasa halus)

Baca Juga: Rekomendasi Franchise Makanan Terlaris Omzet Mencapai Jutaan

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian semua sebagai penambah wawasan kalian serta baca juga ya makanan yang ada di indonesia berikut ini 20 Makanan Terenak di Indonesia Paling Lezat Nyesel Kalo Gak Nyobain!